3 Momen Paling Mencengangkan dalam Kampiun Piala Dunia

Saat ini semua pihak sudah tidak sabar untuk menyaksikan keseruan Piala Dunia 2022 Qatar. Pemain top dunia seperti Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, dan Neymar pun menjadi tiga nama bintang yang akan beraksi di pentas tertinggi sepak bola ini.

Diikuti oleh 32 tim dari berbagai negara yang tergabung dalam delapan grup, Piala Dunia 2022 ini akan dimulai pada 21 November mendatang. Kali pertama, kompetisi ini digelar di Uruguay pada 1930 dan berhasil menyisakan banyak momen menarik untuk dikenang hingga saat ini.

1.      Tangisan dari Gazza

Ini merupakan salah satu pertandingan terbesar Inggris sejak mereka melangkah ke final dan memenangkan Piala Dunia 1966 di Wembley, Inggris. Piala Dunia 1990, Inggris bertemu dengan Jerman Barat di babak semi final.

Katalisator kesuksesan Inggris kala itu adalah Paul Gascoigne yang cemerlang. Pemain yang akrab sapa Gazza tersebut bisa mendikte lawan dengan permainan impresif yang ditampilkannya di lini tengah. Saat itu ia membayangkan dirinya tidak bisa tampil di final jika The Three Lions bisa membungkam Jerman. Gazza pun tak kuasa menahan tangisnya dalam pertandingan.

2.      Cannavaro Memenangkan Bola Perak

Pada gelaran Piala Dunia 2006, Fabio Cannavari berhasil memenangkan Bola Perak untuk penampilannya. Akan tetapi, seharusnya dia bisa mendapatkan Bola Emas saat itu.

Di Piala Dunia 2006, semua orang tentu saja mengetahui penampilan Cannavaro. Ia benar-benar menampilkan penampilan yang brilian, termasuk ketika mengalahkan Prancis di babak final.

3.      Selebrasi dari Tardelli

Piala Dunia sangat berkaitan dengan gairah. Di situlah kecintaan akan permainan sepak bola yang indah sekaligus kebanggaan pada suatu bangsa pun bercampur. Setiap negara akan menampilkan penampilan terbaiknya untuk menjadi juara pada ajang empat tahunan terbesar FIFA ini.

Mungkin tidak ada permainan yang bisa melambangkan gairah dari suatu turnamen lebih baik daripada selebrasi yang dilakukan oleh Marco Tardelli di final Piala Dunia tahun 1982. Saat itu sang pemain berlalu ke seluruh bagian lapangan dan berteriak bak orang yang kegirangan. Kepalanya pun terguncang ke depan melukiskan kebahagiaan dari seluruh raut wajahnya.

 

Tinggalkan Balasan